Cinta adalah kekuatan yang mampu
Mengubah duri jadi mawar,
Mengubah cuka jadi anggur,
Mengubah malang jadi untung,
Mengubah sedih jadi riang,
Mengubah setan jadi nabi,
Mengubah iblis jadi malaikat,
Mengubah sakit jadi sehat,
Mengubah kikir jadi dermawan,
Mengubah kandang jadi taman,
Mengubah penjara jadi istana,
Mengubah amarah jadi ramah,
Mengubah musibah jadi muhibah,
Itulah cinta.
( kata Husna dalam “ Ketika Cinta Bertasbih” )
Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai
Kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam Lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan.
( kata Anna dalam “ Ketika Cinta Bertasbih” )
Cinta adalah sebuah perasaan yang lahir dari dalam hati ketika seseorang mampu menilai lawan jenis adalah makhluk yang mengagumkan, makhluk yang mempesona dan mampu menyihir perasaan. Ketika cinta singgah dalam hati manusia maka ketika itu juga ia akan merasakan indahnya dunia.
Namun tak seperti hatiku saat ini, ketika cinta itu singgah di hati entah kenapa aku semakin ragu akan diri ini. Benarkah aku jatuh cinta pada orang yang tepat? Ketika aku di sampingnya aku semakin minder dengan diriku sendiri, siapa dirinya dan siapa aku? Dia dibesarkan di dunia yang penuh dengan ketawadu’an, penuh dengan ketaatan dan penuh dengan ketakwaan. Sedangkan aku? Aku hanyalah orang yang besar dari dunia yang penuh ketidakpastian, kemana langkah yang akan dituju, mengenal agama hanya sekedar mengenal tanpa bisa menjalankan. Siapa aku ini ya Allah? Namun jika Kau ciptakan dia untuk menjadi pendamping hidupku, menjadi partner dalam beribadah kepada-Mu maka dekatkan dirinya untukku. Namun jika bukan untukku tolong ya Allah berikan yang terbaik untukku, tapi jangan jauh-jauh beda dengan dia ya Allah. Sebenarnya sih aku ga manja ya Allah tapi menurut pribadiku dia adalah sosok yang sempurna bagiku. Namun apakah dia juga merasa sepertiku atau tidak aku ga tahu ya Allah.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk waanita yang keji (pula), wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)….”
Demikian bunyi surat An Nuur ayat 26. Aku berharap aku termasuk laki-laki yang baik. Aku ingin dapat wanita yang baik. Semoga suatu saat Allah mengabulkan doaku. Pada ayat inilah aku bercermin, siapa diriku dan akan mendapat seperti apa pendamping hidupku. Allah cukup jelas menerangkan maksud-Nya. Jika aku ingin calon istri yang baik, sholehah, sopan, santun, rajin beribadah, maka aku pun juga harus belajar untuk menjadi laki-laki yang baik, sholeh, sopan, santun, dan rajin beribadah pula. Mustahil aku dapat calon istri yang baik jika aku sendiri tidak baik.
Visi yang baik mutlak kumiliki untuk menjadi Ikhwan sholeh, baik, sopan, dan bertakwa. Maka dari itu aku akan berusaha untuk menjadi seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar