Rabu, 16 Mei 2012

Story of Life 7th


Jumat, 11 Mei 2012 22.49

Seminggu ini aku bekerja menggantikan bapak yang tengah sakit. Ku gantikan sementara hingga beliau kembali pulih dari operasinya. Dari pekerjaan ini aku belajar banyak hal. Mulai dari paotriotisme kepahlaawanan hingga tentang kehidupan. Semangant mereka yang sudah tidur tenang di tempat penantiannya. Dulu sewaktu mereka hidup mereka curahkan jiwa raga, harta mereka untuk kemerdekaan negeri ini. Negeri tercinta. INDONESIA.
Dari situ aku belajar untuk bisa berjuang me-MERDEKA-kan diri ini dari berbagai masalah dan berbagai belenggu, belenggu kebodohan, belenggu kemiskinan, belenggu asamara. Aku haru bisa “merdeka” dan keluar dari itu semua. Aku sekarang sudah berusia 23 tahun, usia yang bukan anak-anak lagi. 23 tahun adalah usia yang harus sudah matang dengan berbagai persiapan masa depan. Mengingat Al Qur’an yang turun dengan periode 22 tahun 2 bulan 22 hari. Dengah periode tersebut Al Qur’an sempurna untuk dijadikan pedoman hidup. Sedangkan aku sudah lebih dari periode itu dan belum menemukan atau merasakan kesempurnaan hidup. Aku sendiri masih kebingunang tentang kehdipanku yang sedang ku jalani. Seseorang yang menjadi idaman hati, kini entah kenapa tiba-tiba saja bersikap lain. Mungkin selama satu bulan ke depan atau bahkan dua bulan aku harus bekerja menggantikan bapakku. Dan selama itu pula aku harus siap merasakan hal ini. Perasaan yang kau sendiri sebenarnya tak menginginkan, tapi inilah yang terjadi. Farikhatul Walidah aku akan tetap menyayangi dan mencintaimu. Akan aku tunggu hingga kau siap melanjutkan perjalanan bersamaku.
Pekrjaan yang rutin aku kerjakan di sana adalah membersihan sampah yang berserakan, samaph daun, sampah rumput. Dari kegiatan ini aku jadi introspeksi diri. Setiap hari menyapu halaman agar bersih dan agar enak dipandang dan dirasakan. Namun kapan ada jadwal khusus pada diri ini untuk “membersihkan diri” agar enak dipandang dan enak dirasakan. Kapan waktu khusus untuk intropspeksi membersihkan diri? Membersihkan dalam arti bukan hanya lahiriah namun juga batiniah. Secara lahiriah bisa dibersihkan dengan air, dimake up, jadi enak dipandang. Namun secara batiniah kapan diri ini dibersihkan? Aku sendiri merasakan aku sudah bersikap begini ternyata masih ada yang terluka dan tersakiti dengan sikapku. Hal ini menandakan batiniah belum bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar